Catat, Ini Daftar 102 Merek Obat Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut

Catat, Ini Daftar 102 Merek Obat Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut Catat, Ini Daftar 102 Merek Obat Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut

“Kemenkes menberpangkali 156 rumah pasien, selanjutnya ada 102 obat bahwa ada dalam lemari keluarga ini bahwa jenisnya sirop. Itu kami laporkan selanjutnya Presiden menerangkan diberaksi saja biar masyarakat tenang,” kata Menteri Kepulihan Budi Gunadi Sadikin dalam agenda konferensi pers terkait AKI bahwa diikuti dalam jaringan dalam Jakarta, Jumat (21/10).Dilansir dari kebeningan Kemenkes RI, daftar 102 merek obat sirop itu dalam antaranya Afibramol, Alerfed Syrup, Ambroxol syr, Amoksisilin, Amoxan, Amoxicilin, Anacetine syrup, Anacetine DOEN, Apialys Syrup, Azithromycin Syrup, Baby cough Camivita, Caviplex, Cazeti, Cefacef Syrup, Cefspan Syrup, Cetirizin, Colfin Syrup, Cupanol Syrup, Curbexon Syrup, Curviplex Syrup, Depakene, Devosix drop 15 ml, Dextaco Syrup, Domperidon Syrup.

Disudrin-ped, Elkana Syrup, Eritromisin, Etamox Syrup, Fartolin Syrup, Ferro K, Hecosan, Hufabetamin, Hufagrip, Hufamag Plus Syrup, Ibuprofen, Ifarsyl Plus, Imunped Drop, Interzinc, Itamol Syrup, Klinik Tazkia: Paracetamol Syrup, Metronidazole Syrup, Mucos Drop, Novachlor Syrup, Nytex, OBH Ane Konidin, Omedom Syrup, Omemox, Pacdin Cough Syrup, Pamol.

Paracetamol Drop selanjutnya Syrup, Paraflu Syrup, Praxion Syrup, Profilas Syrup, Proris, Proris Hijau, Psidii Syrup, Ranivel Syrup, Rhelafen, Rhinofed, Rhinos Junior Syrup, Rhinos Neo Drop, Rosidon, RSKM: Paracetamol Syrup, Sanmol Syrup, Sanprima, Sucralfate, Tempra, Tremenza Syrup, UNIBEBI Cough Syrup, Unibeby drop, Vesperum, Vesperum drop 15 ml, Vestein (Erdostein), Vometa, Yusimox, Zenichlor Syrup, Zinc Drop, Zinc Syrup, Zincpro Syrup, Zibramax, Asam Valproat Sirup, Carsida, Hufabethamine, Renalit, Hufallerzine, Hufagrip.

Menkes Budi mengatakan seluruh produk obat sirop tersebut terbukti secara klinis mengandung bahan polyethylene glikol yang setepatnya tidak berbahaya sebagai pelarut obat sirop semasih penggunaanya berada demi ambang batas aman.

Sesuai Farmakope bersama standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG bersama DEG segemuk 0,5 mg/kg berat badan per hari.

“Kalau formula campurannya buruk, polyethylene glikol bisa memicu cemaran bagai Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) selanjutnya Etilen Glikol Butil Ether (EGBE). Kalau dilihat, polyethylene glikol ialah pelarut tambahan yang jarang dicatat paling dalam informasi produk obat,” katanya.

Daftar obat sirop terkemuka merupakan hasil telisik Kemenkes bersebanding Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan organisasi profesi terkait tentang kejadian AKI dalam Indonesia sejak September 2022.

Awalnya, terdapat sejumlah hal yang diduga berkuasa bagai pemicu kasus AKI dalam Indonesia, yaitu pengaruh Adenovirus demi pasien COVID-19 yang telah sembuh, leptospirosis, engat pengaruh EG dengan DEG demi obat sirop.

“Adenovirus itu ada dengan mana-mana, sedikit lagi dengan setiap orang. Cuma 5 persen persentase kematiannya ala pasien AKI, itu alamiah. Jadi kami berkesimpulan bukan ala Adenovirus,” katanya.

Budi mengatakan pengaruh lain AKI akhir vaksin COVID-19 juga tidak terbukti, sebab jumlah kasus AKI berdasarkan kelompok umur didominasi usia 1 hingga 5 tahun mencapai 153 kasus daripada total 241 kasus akan 22 provinsi akan Indonesia.

“Ada yang berpertanyaan apakah ini gara-gara vaksin?, masyarakat dekat bawah usia lima tahun belum divaksin COVID-19,” kapertanyaan.

Penelusuran Kemenkes berlanjut cukup tes patologi menjumpai membuktikan penyebab lain, bagai disebabkan virus, bakteri, atau parasit, termasuk leptospirosis. “Ternyata tidak terbukti. Kecil sekali kandungan patogen cukup pasien AKI,” kainterogasi.

Berdasarkan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telisik kasus AKI di Indonesia mengerucut atas kandungan senyawa kimia EG, DEG, dan EGBE atas obat sirop mekemudiani tes toksikologi.

“Yang melaksanakan kami agak terbuka, karena ada kasus serupa antara Gambia, Afrika. WHO keluarkan rilis AKI akan disebabkan senyawa kimia,” kapertanyaan.

Dari hasil toksikologi terhadap tujuh atas 11 pasien budak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memiliki senyawa kimia EG, DEG dan EGBE.

“Sekitar 60 persen pasien konfirmasi bahwa kasus AKI disebabkan oleh senyawa kimia EG, DEG, beserta EGBE,” kaperkara.