Airlangga Ramal Batu Bara Masih Cuan Meski Ekonomi Suram Tahun Depan

Airlangga Ramal Batu Bara Masih Cuan Meski Ekonomi Suram Tahun Depan Airlangga Ramal Batu Bara Masih Cuan Meski Ekonomi Suram Tahun Depan

Permintaan kontemporer bara diperkirakan masih bagi luhur seiring pembukaan kembali sebagian pembangkit batu bara dalam Eropa dan meningkatnya kapasitas pembangkit batu bara dalam Cina. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun memperkirakan harga batu bara masih bagi bagus.

"Batu bara tahun depan harga akan tetap bagus. Dalam jangka sejenak satu tahun harganya akan stay," kata Airlangga di dalam Kompas100 CEO Forum 2022, Jumat (2/12).

Permintaan terhadap batu bara dari Eropa memang meningkat seiring ancaman krisis energi di benua biru. Data BPS menunujukkan, nilai ekspor batu bar ke Uni Eropa melonak 68% dengan September dibandingkan bulan sebelumnya mencapai US$ 161,9 juta.

Selain batu bara, Airlangga melihat harga minyak kelapa sawit (CPO) masih buat mahal kendatipun telah turun beberapa batas terakhir. Harga CPO sempat mencapai US$ 1.400-US$ 1.500, tetapi mulai melandai dan saat ini ke level US$ 800- US$ 850.

Meski demikian, Airlangga juga mengingatkan demi terus memantau dinamika perekonomian Cina demi mitra dagang utama Indonesia. Beberapa komoditas ekspor unggulan Indonesia terditerima batu bara selanjutnya CPO mayoritas ditujukan ke Cina. Namun, prospek ekonomi negara itu telah memburuk karena kebijakan zero Covid-19.

"Indonesia harus menjaga karena  ekspor kita adapun utama misalnya baja adapun nilai ekspornya sudah atas atas US$ 20 miliar itu mendekati 40%  itu tujuan ekspornya ke Cina, jadi kita harus berhati-hati atas sana," kata Airlangga.

Dalam laporan Bank Dunia akhir Oktober lalu, harga sejumlah komoditas ekspor unggulan Indonesia atas turun cukup tahun depan. Harga energi melonjak sejak pecahnya perang antara Ukraina. Namun, harga energi jauh didalam nominal dolar AS diproyeksikan turun 11% cukup 2023, setelah melonjak sekitar 60% cukup tahun ini. Namun harganya masih atas 75% antara atas rata-rata sewaktu sepanjang. lima tahun terakhir.

"Penggerak utama dari prospek tersebut termasuk pertumbuhan global nan lebih lamban, permintaan gas alam nan lebih lemah karena rumah skala bersama inbokstri mengambil konsumsi, bersama sebagian respons suplai terutama menjumpai batu bara," kata Bank Dunia antara dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2022, Kamis (27/10).

Harga batu bara Australia tahun depan diperkirakan mencapai US$ 240 per mt, turun seperempat ketimbang harganya tahun ini. Prospek ini seiring produksinya yang diperkirakan meningkat. Meski demikian harga batu bara masih akan maksimum dempet atas harga demi tahun terus maupun 2020.

Harga minyak mentah Brent diperkirakan rata-rata US$ 92 per barel ala tahun depan, turun 8% dibandingkan tahun ini. Namun harganya masih habis di atas rata-rata lima tahun US$ 60 per barel. Pertumbuhan konsumsi minyak dunia diperkirakan di bawah 2%, ditopang pembukaan kembali ekonomi Cina tetapi resesi mau memangkas permintaan.

Harga CPO diperkirakan turun 17,6%. penurunan harga terutama karena meningkatnya produksi serta kebijakan penghapusan larangan ekspor sama pemerintah Indonesia. Penurunan atas harga-harga minyak nabati, termasuk minyak sawit, juga dipengaruhi melesunya permintaan global serta dimulainya kembali ekspor minyak bunga matahari mengenai Ukraina melampaui Laut Hitam.